Working Hours : Senin - Jumat | 07:00 - 16:00 WIB Hotline : 081320267492
Blog
  • Edi S. Ahmad
  • 2022-12-05 15:28:00
  • Artikel

Saatnya Berpetualang

Hasrat untuk melakukan hal baru yang lebih menantang menghinggapi hampir semua anak di rentang usia 12-15 tahun. Pergaulannya yang lebih intens dengan teman sebaya, memberinya keberanian lebih untuk melakukan petualangan baru itu bersama-sama. Hasrat bertualang ini adalah kombinasi dari rasa ingin tahu yang besar, pertemanan sebaya yang kuat, ditunjang energi besar yang memerlukan penyaluran. Inilah tantangan khas yang dihadapi orangtua dan pendidik di periode kanak-kanak akhir, sebuah periode transisi menuju dewasa muda.

Dalam perspektif pendidikan holistik, masa usia ini adalah periode emas membangun pola pertemanan yang sehat. Mengingat bahwa pada usia ini anak tidak ingin terlalu diatur oleh orang dewasa di sekitarnya. Sehingga kesempatan bertualang itu harus diberikan sekaligus sebagai sebuah persiapan mental dari sisi orangtua bahwa pada waktunya anak akan lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebayanya.

Titik krusialnya adalah seberapa percaya dan seberapa tega orang dewasa di sekitarnya rela melepas anak, bergabung dengan teman sebayanya, dan membiarkan mereka melakukan petualangannya sendiri? Dengan kata lain, proses pendidikan haruslah dengan sadar mempersiapkan hal ini. Anak dilatih untuk memiliki prasyarat minimal agar dapat dilepas bebas dengan penuh percaya diri ketika masa itu tiba.

 

Sekolah yang baik adalah sekolah yang merencanakan hal ini di dalam kurikulumnya. Jika kurikulum kepanduan pada usia SD dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab kemusliman, maka di usia SMP kurikulum kepanduan diarahkan untuk melatih anak membuat keputusan yang bertanggung jawab. Segala keputusan harus berangkat dari ilmu. Dan bahwa dirinya amatlah berharga sehingga segala sesuatu yang dapat berakibat buruk pada dirinya haruslah dihindari dan diwaspadai. 

Sebagaimana yang dimaklumi, pelajaran membuat keputusan tidak cukup diteorikan. Ia adalah keterampilan yang harus diasah di lapangan dengan jam terbang yang cukup. Program kepanduan di usia SMP ini seyogyanya mendudukkan anak sebagai subjek kegiatan. Anak bukan hanya terlibat dalam kegiatan yang sudah direncakan oleh orang dewasa, bahkan ia terlibat dalam perencanaan kegiatannya itu sendiri. Termasuk dalam membuat keputusan-keputusan penting yang menyertainya.

Jika anak terlibat dalam perencanaan, tentu mereka akan merasa memiliki dan mengerti betul maksud, tujuan, serta target (goals) dari kegiatan tersebut. Mereka juga secara sadar berusaha mempersiapkan fisik dan mental dengan sebaik-baiknya sebagai antsipasi menghadapi situasi yang penuh tantangan.

Ada banyak pilihan kegiatan kepanduan di usia ini, hampir seluruhnya bernuansa jelajah. Sebutlah beberapa diantaranya: hiking rally, cross country, peta buta, jurit malam, berkemah, mendaki gunung, menyusuri sungai, atau menjelajah pantai. Dalam kegiatan berkemah pun, banyak aktivitas kelompok yang menyertainya seperti aneka lomba dan games, tampilan seni, membuat karya, dan lain-lain.

 

Di semua kegiatan itu, yang dilakukan secara beregu atau berkelompok, kekompakan regu benar-benar diuji. Proses “silih asah silih asih dan silih asuh” secara sadar atau tidak sadar dipraktikkan. Boleh jadi dan memang sangat mungkin selama berkegiatan itu mereka saling gesek, saling gasak, saling debat di antara mereka untuk setiap keputusan yang mereka buat. Sejauh mereka sadar tentang arti penting tujuan bersama yang harus dicapai, akhir ceritanya insyaa Allah akan selalu baik.

Ada banyak manfaat yang diperoleh anak dari proses ini. Pertamamelatih manajemen diri. Setiap kegiatan yang bernuansa petualangan tentu mengandung unsur bahaya, sehingga dibutuhkan perencaaan yang matang, menyangkut tujuan, jenis tantangan yang akan dihadapi, perbekalan yang harus disiapkan, pembiayaan, dan lain-lain

Kedua, menumbuhkan sikap positif. Anak sudah dilatih untuk bersikap tanggung jawab, konsisten, dan kooperatif. Anak dituntut untuk menjaga keutuhan kelompoknya, senang bersama, sakit bersama. Setiap anak mengukur kemampuan dan kekurangan dirinya dan kelompoknya agar keutuhan kelompok selalu terjaga.

Ketiga, memiliki daya cipta. Berarti memiliki kemampuan untuk menciptakan, atau membuat sesuatu yang berbeda. Itulah makna kreatif, yang juga dapat dilatih dengan berkegiatan di alam bebas. Contohnya, anak bisa menggunakan daun pisang untuk alas makan, atau membuat alas empuk dari rerumputan untuk alas tidur. Anak juga dituntut sigap yang mengandung makna tangkas, cepat, dan kuat, dalam menghadapi kondisi alam yang tidak terprediksi, semisal langit yang cerah tiba-tiba hujan.

Keempat, lebih mengenal diri sendiri dan orang lain. Ia lebih dapat mengendalikan perasaannya, mengetahui kekurangan dan kelebihannya, merasakan kesyukuran kepada Sang Maha Pencipta sekaligus mengalirkan energi positif untuk menghadapi hari esok dengan lebih optimis.

Terakhir dan tidak kurang pentingnya, anak dituntut untuk selalu terhubung kepada Allah. Dalam tekanan rasa lelah dan banyaknya unsur ketidakpastian, obatnya adalah lisan yang terus berdzikir serta hati dan pikiran yang terus tafakkur. Setiap kegiatan diawali dengan sikap tawakkal -- yakni bergantung sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Melindungi. Jangan lupa bahwa mereka memiliki tanggung jawab kepada Tuhannya melalui sholat, dan tanggung jawab kepada kedua orangtuanya melalui doa-doa yang dipanjatkan.

Semua sikap yang dibentuk dari kegiatan di alam bebas diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga outcome dari kegiatan ini adalah anak yang lebih matang secara fisik, mental, dan spiritual. Terlatih membuat keputusan dan siap menjalani konsekuensi dari keputusan itu. Menjadi anak yang tangkas, tangguh, dan dapat diandalkan.

Dengan kualitas diri semacam ini, diharapkan anak memiliki kesadaran untuk memilih lingkungan berteman yang baik. Ia ikut mewarnai lingkungannya, dan bukannya terwarnai.

KBB, 29 November 2022/5 Jumadil Awwal 1444 H

 Edi S. Ahmad (Ketua Yayasan) 

Link Informasi
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo
Client Logo